+622518621834 esl@apps.ipb.ac.id

Resource And Environmental Economics

IPB Perkenalkan Budidaya Udang Vaname dengan Media Biofolk di Kota Cirebon

Berita

IPB Perkenalkan Budidaya Udang Vaname dengan Media Biofolk di Kota Cirebon

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program dosen pulang kampung melaksanakan program pelatihan budidaya udang vaname di Cirebon. Dosen IPB, A Faloby Falatehan mengatakan, dalam kegiatan dosen pulang kampung ini diharapkan ilmu-ilmu yang ada pada dosen tidak hanya selesai di skripsi maupun tesis saja. “Ilmu-ilmu tersebut bisa diimplementasikan kepada masyarakat, dan disini kita fokus kepada permasalahan budidaya udang vaname,” katanya, Kamis (19/9/2024).

Dirinya melanjutkan, Kota Cirebon yang dijuluki sebagai kota udang sendiri melatarbelakangi mengambil tema budidaya udang vaname di Kota Cirebon. “Di Cirebon sendiri yang dikenal sebagai kota udang akhir-akhir ini sudah mulai hilang mulai dari budidaya udang pada tambak maupun konvensional,” lanjutnya. Ia menuturkan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan budidaya udang vaname dalam lahan biofolk dengan air tawar. “Kita lakukan pelatihan dahulu terhadap para pembudidaya udang baik itu cara pemasaran maupun cara untuk budidaya biofolk,” tuturnya. Faloby menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan pendampingan, sehingga dapat dilihat secara langsung tingkat keberhasilan setelah adanya pelatihan tersebut.

“Pendampingan tersebut dilakukan bersama dengan DKPPP, karena memang berdasarkan diskusi kami untuk budidaya di air tawar dan juga biofolk tidak berjalan dengan lancar disini,” jelasnya. Dirinya mengungkapkan, untuk udang vaname sendiri riskan terhadap adanya hujan sehingga membuat air menjadi asam. “Inilah yang akan kami lihat dan akan mengurangi kematian-kematian udang vaname tersebut, terlebih dalam biofolk,” ungkapnya. Ia menuturkan, budidaya udang vaname menggunakan biofolk sendiri tidak memerlukan lahan yang luas.“Hanya perlu kolam berdiameter 3 sampai 4 meter dan tinggi 1,25 meter sudah bisa melakukan budidaya udang jadi tidak perlu memerlukan biaya dan juga lahan yang luas,” tuturnya.***(Sakti)